Rabu, 30 April 2014



5.     Konflik tawuran antar pelajar
Konflik ini terjadi karena :
1.      Dendam karena kekalahan dengan sekolah lain
Biasanya ini terjadi ketika adanya per tandingan bola antar sekolah. Dimana tim sekolah yang satu kalah dengan sekolah yang lain. Hal ini menyebabkan adanya r asa kecewa dan celakanya mereka ini biasanya melampiaskan rasa kekecewaan nya dengan mengajak berkelahi tim sekolah lain tersebut. Hal ini tentunya merupakan bentuk ketidak spor tifan pelajar dalam mengalami kekalahan.
2.      Dendam akibat pemalakan dan perampasan
Apabila seorang siswa dari suatu sekolah menengah atas dipalak atau dirampas uang dan hartanya, dia akan melapor kepada pentolan di sekolahnya. Kemudian pentolan itu akan mengumpulkan siswa untuk menghampiri siswa dari sekolah musuh ditempat dimana biasanya mer eka menunggu bis atau kendar aan pulang. Apabila jumlah siswa dari sekolah musuh hanya sedikit, mereka akan balik memalak atau merampas siswa sekolah musuh tersebut. Tetapi jika jumlah siswa sekolah musuh tersebut seimbang atau lebih banyak, mereka akan melakukan kontak fisik.
3.       Dendam akibat rasa iri akibat tidak dapat menjadi siswa di SMA yang diinginkan.
Ketika seorang siswa mendaftar masuk ke SMA negeri, tetapi ia malah tidak   diterima di sekolah tersebut. Dia akan masuk ke SMA lain bahkan ia bisa bersekolah di SMA swasta yang kualitasnya lebih rendah. Disebabkan oleh dendam pada sekolah yang dulu tidak menerimanya sebagai siswa, dia berusaha untuk membuat siswa yang bersekolah di sekolah tersebut merasa tidak nyaman. Dia akan memprofokasikan dan mencari-cari kesalahan sekolah tersebut agar akhirnya terjadi kontak fisik.



 
 8. Menurut Ahok, hasil yang berada di lapangan belum tentu sesuai data yang diperolehnya. Kendati begitu, dirinya akan mengecek secara langsung.

"Itu mesti liat dulu dengan hasil lurah dan camat. Ada daerah yang rawan tapi tingkat kepuasaan masyarakatnya tinggi, itu yang mesti kita lihat. Ada daerah sulit tapi lurah camatnya melayani," ujar pria yang disapa Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, (3/3).

Ahok menuturkan, dari hasil BPS yang menyebutkan ada 10 kelurahan kerawanan sosial, Ahok pun akan fokus dalam masalah pembenahan kawasan kumuh dan peningkatan standar hidup layak.

"Nanti kita minta BPS tahun depan buat survei standar kelayakan hidup di Jakarta. Layak hidup engga sih orang itu di sini, dilihat dari pendapatan. Lalu berapa persen orang Jakarta yang hidup di bawah garis kelayakan," katanya.

"Pelan-pelan, indeks peta kerawanan sosial, saya kombinasi dengan indeks kepuasan masyarakat dengan lelang (lurah dan camat). Jadi ada kombinasi, ada bias," tambah Ahok.

Seperti diketahui, hasil BPS menyimpulkan ada 10 kelurahan di DKI Jakarta mengalami kerawanan masalah sosial, akibat faktor ketahanan sosial ibu kota terganggu.

Menurut mereka, 10 kelurahan memiliki tingkat kerawanan tertinggi yakni Kampung Rawa 44,78 persen, Kali Baru 44,34 persen, Penjaringan 43,21 persen, Galur 43,11 persen, Kampung Melayu 41,87 persen, Ancol 40,00 persen, Tanah Tinggi 39,73 persen, Kartini 38,47 persen, Manggarai 37,66 persen dan Lagoa 37,45 persen.

Sedangkan 10 kelurahan terendah yakni Gambir 17,40 persen, Melawai 17,48 persen, Kelapa Gading Timur 18,97 persen, Tanjung Duren Selatan 19,35 persen, Grogol Utara 20,93 persen, Kelapa Gading Barat 20,97 persen, Roa Malaka 21,60 persen, Sunter Jaya 22,02 persen, Rawa Barat 22,33 persen dan Cikoko 22,70 persen.

Selain itu, beberapa aspek yang dinilai dalam pemetaan kerawanan sosial yang merujuk pada 6 indikator yaitu kemiskinan, lingkungan dan kesehatan, prasarana fisik, modal sosial, perekonomian dan keamanan, dan ketertiban.

Data ini dilaksanakan di DKI Jakarta dan terdiri dari 44 kecamatan dan 267 kelurahan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan pendataan lengkap di setiap RW, kelurahan, dan Polsek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar